Home » » PERUSAHAAN ROBOT DI INDONESIA

PERUSAHAAN ROBOT DI INDONESIA

Written By Unknown on Minggu, 13 November 2016 | 04.22

PERUSAHAAN ROBOT DI INDONESIA Kualitas Setara, Harga Lebih Murah dari Produk Tiongkok-USA Awalnya Rachmad Naim hanya sebagai marketing di sebuah perusahaan di Singosari. Namun, berbekal tekad, niat, dan uang sebesar Rp 10 juta, dia berhasil membuat perusahaan robotik. Perusahaan robotik ini diklaim merupakan yang pertama di Indonesia. Dian Ayu Antika Hapsari Rabu (2/7) pagi lalu, wartawati koran ini janjian untuk bertemu dengan Rachmad Naim, owner sekaligus founder dari CV Berkah Sarana Utama (BSU). Perusahaan yang diklaim oleh Naim sebagai produsen robotik pertama dan masih satu-satunya perusahaan robot asal Indonesia. Lokasi janjian berlokasi di Syariah Guest House di Karanglo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Syariah Guest House sendiri merupakan salah satu perusahaan milik Naim. Namun sayang, ketika sudah sampai di lokasi yang sudah ditentukan, si empunya perusahaan masih belum tiba. Pasalnya, Naim masih mengecek salah satu anak usahanya, Fariz Hotel yang lokasinya masih di Karanglo. Sembari menunggu Naim datang, wartawan koran ini berbincang dengan salah satu rekan bisnis Naim, Yudhi Setyo SKom di salah satu kamar guest house yang sudah disulap menjadi kantor. Dari Yudhi diketahui bahwa CV BSU tersebut sudah memiliki tujuh jenis robot yang sudah mendapatkan lisensi dari Kemendikbud RI sejak 2003 lalu. Yudhi bercerita, yang mengantongi hak paten dari Kemendikbud RI adalah EduTech yang merupakan salah satu brand dari CV BSU. ”Karena EduTech sudah mendapatkan hak paten, jadi semua produk dari kami otomatis juga  mendapatkan hak paten,” beber Yudhi. Laki-laki berciri  khas rambut gondrong tersebut mengatakan, tujuh robot yang sudah mendapatkan hak paten dan digunakan sebagai media pembelajaran bagi siswa SMK dan perguruan tinggi adalah robot mobil, robot rumah, robot pintu, humanoid, laba-laba, dan robot lift. ”Semua robotnya sudah jadi, tinggal kami tawarkan kepada Kemendikbud. Selama ini proyek selalu kami tawarkan ke Kemendikbud. Jarang sekali kami tawarkan secara per instansi,” terang dia. Mengenai spesifikasinya, robot mobil merupakan robot dengan bentuk menyerupai mobil yang memiliki lima sensor. Yakni jarak, suara, warna, land treasure, dan bluetooth. Kemudian untuk robot rumah hanya memiliki dua sensor, yakni sensor cahaya dan suhu. Robot ini berbentuk replika rumah lengkap dengan kipas anginnya. Sehingga kipas angin akan berputar mengeluarkan udara panas dari dalam ruangan jika suhu sudah mulai berlebihan. Selain itu, juga dilengkapi dengan sun roof yang bisa membuka secara otomatis jika mendeteksi sensor cahaya. Sementara itu untuk robot pintu dan lift berfungsi semacam replika pintu otomatis atau lift yang sering dijumpai di lingkungan perkantoran atau mal. Dian Ayu Antika Hapsari/Radar Malang IPTEK: Rachmad Naim (tengah) memamerkan robot-robot buatan perusahaannya Yudhi yang bertindak sebagai desainer robot  tersebut mengatakan, robot yang dibuat perusahaannya merupakan alat peraga bagi dunia pendidikan. Sehingga settingan robotnya bisa diubah sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, juga kebanyakan merupakan replika dari teknologi yang sudah ada. Sekitar 15 menit wartawan koran ini berbincang dengan Yudhi di ruangan yang dipenuhi dengan komputer, printer, dan gambar aneka model robot, lalu Naim pun datang. Mengenakan kemeja dengan motif kotak dan celana panjang blue jeans, penampilan Naim terlihat santai namun tetap perlente. Naim mengatakan, robotnya ini bisa dikatakan 90 persen lokal. Pasalnya, mulai dari bodi robot yang terbuat dari acrylic, desainer, tenaga ahli, dan pembuatan, semuanya dilakukan sendiri oleh karyawan yang dia miliki. Bengkel untuk mengerjakan robot ini juga masih berlokasi di guest house miliknya, tepatnya di basement. Di sinilah tempat produksi robot-robot tersebut. Selama ini, untuk robot peraga kebanyakan diimpor dari Amerika Serikat atau Tiongkok. Sementara dari Indonesia sendiri, jelas Naim, masih belum ada perusahaan yang membuatnya. Naim berani mengeluarkan klaim ini karena dia sudah melakukan studi literasi dengan cara berselancar di dunia maya untuk mencari perusahaan robot asal Indonesia. ”Ternyata hasilnya nihil. Jadi kami perusahaan robot pertama di Indonesia. Beberapa komponennya saja yang kami impor dari Tiongkok. Selebihnya kami yang mengerjakan sendiri,” lanjut bapak tiga putra itu. Naim yang juga owner dari Sekolah Sepak Bola (SSB) Mahaputra tersebut mengatakan, karena dikerjakan sendiri, sehingga harga jual robot-robot buatannya menjadi lebih murah. Naim menjelaskan, untuk robot buatannya yang bisa diubah menjadi 16 kegunaan, ’hanya’ dibanderol Rp 150 juta. Sedangkan untuk robot impor dengan 16 kegunaan, harganya setara Rp 200 juta. Laki-laki yang berlatar belakang sebagai marketing ini mengatakan, sebelum memproduksi robot, perusahaan yang kini memiliki lima anak perusahaan itu terlebih dahulu menciptakan software untuk laboratorium bahasa. Sama halnya dengan robot. Software yang sudah diluncurkan sejak tahun 2003 lalu ini juga diberi brand EduTech. EduTech ini sudah dipasarkan dari Sabang hingga Merauke, alias sudah merambah ke seluruh Indonesia. Mengenai jumlah sekolahnya, jangan ditanya. Karena terlampau banyak, Naim tidak bisa menghafal dengan pasti jumlah sekolah yang sudah memanfaatkan teknologi yang sudah dia bawa untuk laboratorium bahasa. Pasalnya, sudah berjumlah ribuan sekolah. ”Mungkin sudah ada 1.200 sekolah,” katanya. Software ini bisa dibilang ’dagangan’ pertama Naim setelah memutuskan untuk keluar dari perusahaannya yang lama di Singosari. Berbekal modal Rp 10 juta, dia nekat untuk out of the box dan mendirikan perusahaannya sendiri. ”Waktu itu masih pinjam sana sini. BPKB (bukti pemilik kendaraan bermotor) teman-teman, saya gadaikan. Setelah dapat proyek, saya gunakan untuk membayar utang kepada teman-teman. Kemudian sisanya saya gunakan untuk pengembangan usaha. Begitu seterusnya,” terang pria yang kini tinggal di Perumahan River Side tersebut. Laki-laki jebolan MAN 1 Jember itu bercerita, modal yang dia miliki adalah kepercayaan dan kerja keras. Itu lah modal utamanya untuk dia menjalankan bisnisnya. Berkat kerja keras dan keuletannya ini, Naim yang dulu hanya berbekal Rp 10 juta, kini sudah memiliki aset lebih dari Rp 10 miliar SUMBER : http://radarmalang.co.id/rachmad-naim-pemilik-perusahaan-robot-yang-diklaim-pertama-di-indonesia-16026.htm

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Pengikut

Topics :
Batam IQ Robotic School. Diberdayakan oleh Blogger.